Dramatis, tegang dan menang, itulah kata yang mungkin dapat mengambarkan laga semifinal Liga Champion antara Chelsea versus Liverpool yang baru saja selesai. Pendukung Chelsea di seluruh dunia sekarang ini pasti sangat bersuka cita atas lolosnya Lampard dkk ke Final Liga Champion untuk pertama kalinya. Laga yang harus diselasaikan dengan perpanjangan waktu yang penuh dengan ketegangan sejak dari awal akhirnya memang milik Chelsea. Terry dkk berhak untuk melangkah pertama kali ke final yang akan digelar di kota asal the big boss, Roman Abramovich, Moskow tepatnya di Luzhniki Stadium.
Drogba telah membuka harapan fans Chelsea ketika gol pertamanya ke gawang reina menghujam deras pada menit 33. Sebuah tendangan keras hasil rebound tendangan Kalou yang sebelumnya lepas dari jebakan offset para pemain belakang liverpool. Babak kedua pelatih Liverpool Rafa Benitez, sedikit merubah strategi akhirnya berhasil menyamakan kedudukan lewat gol striker andalannya Fernando Torres yang tidak terkawal oleh Terry dan Carvalho. Sebenarnya Chelsea tampil dominan dari Liverpool dengan bebrapa tembakan shoot on target dari Drogba, Essien, Lampard dan Ballack. Dari segi penguasaan bola Liverpool memang lebih baik. Setelah aggregat sama 2-2, Kalou ditarik keluar digantikan Malouda untuk menambah gaya gedor, namun hingga akhir waktu normal 90 menit skor masih 1-1(2-2 aggregat). Babak extra time pun digelar. Grant menarik Joe Cole di kickoff extra time dengan memasukan Nicolas Anelka sementara di kubu Liverpool Torres keluar digantikan Ryan Babel.
Strategi Grant dengan menduetkan Drogba dan Anelka di depan ternyata berbuah manis. Essien sempat merayakan golnya sebelum dianulir hakim garis yang memvonis terjadi offsite. Sebuah keputusan yanng patut dipertanyakan. Tidak lama berselang Ballack dijatuhkan di kotak terlarang oleh Sammy Hypia. Lampard yang mengeksekusi sukses membenamkan bola ke sisi kiri Reina salah bergerak ke kanan. Lampard begitu emosional merayakan gol nya dengan menetes air mata sebagai tanda golnya diapresiasikan untuk ibunya yang wafat 7 hari yang lalu. Tidak lama berselang sebelum 15 menit waktu tambahan babak pertama usai, Drogba mencetak gol keduanya setelah menerima umpan matang dari Anelka yang menusuk dari sisi kiri Reina. Stadion stamford Bridge pun bergemuruh oleh puluhan ribu supporter Chelsea melihat kemenangan telah di ujung mata dengan kedudukan skor 3-1(4-2 aggregat). Babak kedua tambahan waktu, Babel berhasil mencetak gol lewat tendangan jarak jauhnya yang sebenarnya bisa diblok Cech namun mungkin karena licin akibat guyuran hujan bola berbelok ke pojok gawang. Sebuah kondisi yang menegangkan mengingat Liverpool hanya perlu 1 gol lagi untuk menyamakan kedudukan yang akan membawa mereka ke final. Setelah skor jadi 3-2, Grant sempat menarik Lampard yang digantikan Andriy Shevchenko. Akhirnya peluit panjang pun dibunyikan dan pemain Chelsea pun berpesta karena ini baru pertama kali mereka melaju ke final Liga Champions
Sebuah prestasi buat seluruh pemain Chelsea yang bisa melaju ke final karena kualitas dan mental yang berpengalaman individu pemain yang luar biasa. Pujian juga patut diberikan buat Avram Grant yang menjadi pelatih pertama membawa Chelsea ke final Liga Champions. Suatu prestasi yang belum bisa dipersembahkan Jose Mourinho bersama Chelsea dan juga pelatih-pelatih sebelumnya. Buat Drogba sendiri, 2 gol nya ke gawang Reina menjadikan ia sebagai pemain Chelsea terbanyak mencetak gol di ajang Liga Champions sejumlah 18 gol setelah melampaui rekor Peter Osgood, legenda Chelsea sebelumnya. Didier drogba juga berpeluang untuk menjadi top scorer musim ini dengan 6 golnya di bawah winger MU Ronaldo yang telah mencetak 7 gol.
0 Komentar untuk "Penuh ketegangan, Chelsea kalahkan Liverpool 3-2 dan melaju ke final Liga Champion"